Mengapa saya Menulis


Membaca adalah hobby saya sejak lama. Buya dan Ummi sudah mengakrabkan saya dengan buku sedari kecil. Mereka mungkin jarang membelikan saya baju, sepatu ataupun mainan. Tetapi saya tidak pernah merasakan kekurangan buku dan makanan, sehingga ketika saya dewasa dan memiliki penghasilan sendiri, pengeluaran terbesar saya adalah untuk membeli buku dan makanan.

Selain Membaca saya juga suka menulis. Saya menulis pengalaman pribadi, fiksi, review film, buku dan sebagainya. Jika tidak membaca dan menulis, rasanya ada yang kurang dalam hidup saya. Tapi seiring berjalannya waktu dan sayapun disibukkan dengan urusan -  urusan lain, kebiasaan membaca dan menulis menjadi terpinggirkan.

Profesi saya saat ini menuntut saya untuk tetap membaca dan menulis, tentu saja dalam artian berbeda. Menulis opini atau pengalaman pribadi tentu berbeda dengan menulis riset ilmiah. Kadang saya membaca tanpa betul – betul meresapi apa yang saya baca.

Dulu dua aktivitas tersebut membuat saya bahagia. Entah kenapa saat ini berkutat dengan huruf – huruf membuat saya agak tertekan dan ingin rebahan saja. Tapi jika tidak melakukannya pun saya merasa canggung dan tidak bermakna. Oleh sebab itu hari ini saya mengingat kembali, apa alasan saya menulis. Itupun saya merasa buntu.

Mungkin karena saya tidak fokus dan serakah. Saya ingin menulis sebagai bentuk healing, tetapi juga ingin menulis tulisan yang informatif dengan berbagai macam tema. Padahal saya bukan manusia super, yang memahami dan menguasai banyak hal. Pada akhirnya, saya tetap memutuskan untuk menulis agar suatu saat ketika membaca tulisan ini, saya bisa ingat perasaan saat saya “stuck”.

Beberapa hari lagi mungkin saya merasa semakin baik dan bisa berpikir jernih, mengapa saat itu saya memutuskan untuk menulis hingga saya mati. Karena sambil menulis ini saya juga masih ingat rasa bahagia dan tentram saat berhasil menyelesaikan satu demi satu tulisan. Saya akhiri dengan sebuah Quote oleh Imam Ghozali, yaitu: “Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.”



Comments