Photo by Thirdman from Pexels
Dalam perjalanan hidup yang penuh liku, aku belajar bahwa setiap detik adalah momen berharga untuk merayakan keunikan diri. Di tengah dinamika sebagai dosen, ibu, dan pejuang kehidupan sehari-hari, aku menemukan bahwa merangkul kekurangan dan kelebihan diri adalah kunci untuk hidup lebih bermakna.
Sewaktu menghadapi tantangan di tempat kerja dan di rumah, aku sering menemukan kesempatan untuk menertawakan diri sendiri. Entah itu saat mengajarkan materi di kelas atau menghadapi kekocakan tak terduga dari anak-anak, setiap momen mengingatkanku bahwa hidup tidak selalu harus serius. Di balik kesibukan yang padat, ada secercah tawa menghadirkan kesyukuran atas setiap perjalanan yang dilalui.
Keunikan diri semakin terlihat ketika aku mengemban berbagai peran—sebagai pengajar, ibu, dan bahkan sebagai Owner kios Outfit Muslim Johor. Setiap peran membawa cerita tersendiri yang penuh dengan tawa dan pelajaran hidup. Aku pernah merasa ragu, apakah mampu memenuhi harapan di setiap bidang? Namun, seiring waktu, aku belajar bahwa setiap kegagalan dan kekurangan adalah bagian dari proses pembentukan karakter.
Salah satu momen yang menguji keuletanku adalah perjuangan menghadapi tes IELTS. Saya telah mencobanya berulang-ulang—sekitar enam kali—untuk melanjutkan studi, namun hingga kini belum mendapatkan nilai yang saya butuhkan untuk memperluas pilihan. Hahaha, nekat sungguh! Setiap kali mengikuti tes, saya belajar tentang ketahanan dan kekuatan diri, serta pentingnya bersyukur atas setiap usaha, walaupun hasilnya belum sesuai harapan.
Di dunia akademik, aku pun menyaksikan sisi gelap yang kadang membuat tercengang. Banyak teman dosen sudah memiliki sertifikat dosen (serdos) dan tidak sedikit yang menggunakan jasa joki untuk TPA atau TKDI. Meskipun alasan mereka beragam dan masuk akal dari perspektif tertentu, aku memilih untuk tidak menormalisasi praktik-praktik tersebut. Aku percaya pada integritas dan keyakinan bahwa gapok ala TPS sudah cukup untuk menjalani hidup yang layak. Dengan penuh keyakinan, aku percaya bahwa Allah akan mencukupkan rezeki hamba-Nya tanpa harus melanggar aturan apapun.
Melalui setiap ujian—baik dalam bentuk tes IELTS maupun godaan untuk mencari jalan pintas di dunia akademik—aku semakin belajar bahwa keunikan dan integritas diri adalah harta yang tak ternilai. Hidup ini bukan tentang seberapa cepat kita mencapai kesempurnaan, melainkan tentang bagaimana kita menikmati setiap langkah, bahkan ketika segala sesuatunya terasa berantakan.
Mari kita rayakan keunikan kita masing-masing, karena dalam setiap tawa, setiap kegagalan, dan setiap cobaan terdapat pelajaran berharga yang membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih utuh. Dengan bersyukur atas pencapaian kecil dan berpegang pada prinsip kejujuran, kita membuka pintu menuju kehidupan yang lebih bermakna dan penuh warna.
Comments
Post a Comment