Lawan Tantangan Ramadhan, Dari Tidak Tidur Setelah Shubuh Hingga Menulis Setiap Hari!

Photo by Pok Rie

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, namun bagiku, bulan suci ini juga membawa berbagai tantangan yang harus kuhadapi. Di tengah semangat puasa dan ibadah, ada godaan untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak produktif, seperti membaca webtoon, mendengarkan lagu, atau menonton film. Aktivitas-aktivitas tersebut kerap terasa menggoda, padahal aku tahu betul bahwa waktu di bulan Ramadhan seharusnya diisi dengan amal dan pengembangan diri.

Aku pun memutuskan untuk mengubah kebiasaan itu dengan menetapkan beberapa tantangan pribadi. Salah satunya adalah tantangan 1 day 1 juz, di mana setiap harinya aku berusaha menyelesaikan satu juz Al-Qur'an. Tantangan ini bukan hanya membantu memperdalam pemahaman agama, tetapi juga memberikan rasa kepuasan tersendiri ketika aku berhasil menyelesaikan bacaan harian. Tak hanya itu, aku juga mengikuti tantangan 30 hari menulis. Tantangan ini merupakan upaya agar aku bisa lebih sering menulis dan membaca, serta merefleksikan perjalanan spiritual dan kehidupan sehari-hari selama Ramadhan.

Tantangan lainnya yang cukup berat bagiku adalah berusaha tidak tidur setelah shubuh. Mungkin bagi sebagian orang, tidur setelah shubuh bukanlah masalah besar, tetapi bagiku, melawan rasa kantuk dan keinginan untuk kembali tidur adalah ujian disiplin diri yang nyata. Aku harus berusaha tetap terjaga untuk menjalankan ibadah dan kegiatan yang telah kujadwalkan, meski tubuh terasa berat karena kurang istirahat. Disinilah pentingnya pengaturan waktu yang tepat, agar setiap menit yang tersisa bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, aku mencoba menerapkan "jalan ninjaku" sendiri. Aku mulai membuat jadwal harian yang ketat, di mana setiap aktivitas memiliki waktu dan tempatnya masing-masing. Jadwal ini tidak hanya mencakup ibadah dan membaca Al-Qur'an, tetapi juga olahraga ringan untuk menjaga kesehatan fisik. Dengan olahraga, aku merasa lebih bugar dan mampu menjaga stamina agar tidak mudah lelah saat harus menahan kantuk setelah shubuh.

Selain itu, aku juga belajar untuk mencicil pekerjaan rumah. Alih-alih menunda semua tugas hingga menumpuk, aku membagi tugas-tugas rumah tangga dalam porsi yang lebih kecil dan realistis. Setiap hari, aku menyempatkan waktu untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian 2 hari sekali, sehingga tidak ada satu hari pun yang terasa penuh tekanan karena tugas menumpuk. Dengan cara ini, aku merasa lebih terorganisir dan tidak kewalahan menghadapi rutinitas harian.

Meninggalkan kegiatan yang dianggap sia-sia seperti membaca webtoon, mendengarkan lagu, atau menonton film juga merupakan salah satu bagian dari transformasi diriku. Aku sadar bahwa setiap detik di bulan Ramadhan sangat berharga dan sebaiknya digunakan untuk kegiatan yang mendatangkan pahala serta membawa dampak positif bagi kehidupan. Walaupun kadang sulit untuk menolak godaan, aku terus mengingat tujuan dan makna dari ibadah puasa—yakni untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan memperbaiki kualitas diri.

Hingga saat ini, aku masih terus berjuang dan menyesuaikan diri dengan tantangan-tantangan tersebut. Meski tidak selalu mudah, setiap langkah kecil yang kuambil memberikan aku pelajaran berharga dan membawa harapan baru untuk diri sendiri. Ramadhan ini, aku bertekad untuk terus meningkatkan kualitas ibadah, disiplin waktu, dan produktivitas, sambil terus mengingat bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih baik. 

Comments