Bukan karena nggak niat, tapi realitanya, Ramadhan sering kali terasa berjalan begitu cepat. Inginnya fokus beribadah, tapi ada saja distraksi yang muncul. Salah satunya? Terlalu banyak ajakan buka bersama. Bukannya bukber itu buruk, tapi sering kali tanpa sadar, jadwalnya jadi terlalu padat. Hasilnya? Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk tilawah atau tarawih malah habis di perjalanan atau ngobrol panjang setelah makan. Dan ujung-ujungnya? Capek, kekenyangan, dan jadi mengantuk saat shalat malam.
Tahun ini, saya ingin mencoba pendekatan yang berbeda. Saya memutuskan untuk bergabung dengan ODOJ (One Day One Juz) agar bisa lebih konsisten dalam tilawah. Selain itu, jauh sebelum Ramadhan tiba, saya sudah mengabarkan kolega dan teman-teman bahwa saya tidak akan mengikuti bukber tahun ini. Bukan karena nggak mau bersosialisasi, tapi saya ingin memberi prioritas untuk ibadah tanpa merasa kelelahan.
Selain soal ibadah, saya juga belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya: kalau tubuh tidak dijaga, ibadah pun jadi kurang maksimal. Makanya, saya mengusahakan untuk sarapan dengan menu gizi yang lebih seimbang saat sahur, bukan sekadar makanan berat yang mengenyangkan sesaat. Saya juga berusaha tetap aktif berolahraga, minimal berjalan 2.600 langkah sehari agar tubuh nggak lemas seharian. Dan tentu saja, saya memastikan minum vitamin saat sahur dan berbuka untuk menjaga stamina tetap stabil sepanjang Ramadhan.
Ramadhan itu bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga tentang bagaimana kita mengatur energi agar bisa menjalani ibadah dengan lebih maksimal. Tahun ini, saya ingin Ramadhan saya lebih tenang, lebih fokus, dan lebih bermakna. Semoga Allah mudahkan niat ini, dan semoga saya bisa mengakhiri Ramadhan dengan hati yang lebih puas dan jiwa yang lebih bersih.
#tautannarablog8 #day1
wah tips ramadhan sehat nih 🙌🏻
ReplyDelete