Journey to Continue PhD Part 1 – IELTS Gratis dari DIKTI (1)

Akhirnya Anis berkesempatan untuk menulis beberapa catatan terkait keiikutsertaan di Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris (PKBI) batch 5 yang diselenggarakan pada tahun 2019. Program ini diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan dosen tetap di lingkungan Kemenristekdikti untuk studi lanjut ke luar negeri.

29 Agustus 2019 setelah Orientasi Program dan Dinamika Kelompok


Tawaran Program 
Anis mengenal program ini tahun 2017 lewat rekan dosen di UMSU dari FKIP Program Studi Bahasa Inggris. Kami berdua memperoleh kesempatan untuk mengikuti IELTS course selama beberapa bulan free dari kampus. Saat itu tidak mungkin untuk mendaftar, karena belum memiliki sertifikat TOEFL sebagai salah satu syarat mendaftar. Penawaran program biasanya dipublikasikan di website sumberdaya ristekdikti sekitar akhir bulan Mei setiap tahunnya. Syarat skor TOEFL untuk mengikuti program ini minimal 500 untuk ITP, IBT minimal 65 dan IELTS minimal 5.5). Syarat lainnya bisa dilihat di link yang Anis cantumkan. 

Ketentuan PKBI 
1. Pendaftaran umumnya dibuka kurang lebih sekitar tiga Minggu di bulan Juni 
2. PKBI dilaksanakan selama tiga bulan sesuai yang tertera di surat tawaran, namun bisa juga mundur dari jadwal. Batch 5 sendiri di surat penawaran di mulai pada tanggal 5 Agustus, tapi pada akhirnya dimulai pada tanggal 26 Agustus 2019 s/d 27 November 2019 
3. Lokasi pelatihan sesuai dengan ketetapan Ditjen SDID, Beberapa tahun ini diselenggarakan di tiga tempat, yakni Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) 
4. Biaya pelatihan, Biaya hidup dan Biaya perjalanan PP peserta udara, darat dan laut ditanggung oleh Ditjen SDID yang disalurkan melalui Pusat Bahasa yang menjadi mitra 

Kegiatan Pembelajaran 
Berhubung Anis ditempatkan di UM, maka yang Anis bisa ceritakan disini adalah kegiatan pembelajaran di UM saja ya. Intinya PKBI itu adalah persiapan IELTS jadi meskipun ada perbedaan metode belajar di setiap pusat bahasa, menu wajibnya adalah Writing, Speaking, Reading dan Listening. 

Tanggal 26 Agustus 2019 kegiatannya adalah penyerahan dan verifikasi berkas yang disyaratkan, wajib lengkap ya, kalau mau insentif dicairkan. Kalau ada satu peserta saja yang tidak lengkap maka penyerahan akan tertunda sampai batas waktu yang tidak diketahui. 

Tanggal 27 Agustus 2019 adalah kuliah umum terkait studi di luar negeri, Anis tidak bisa menjelaskan karena tidak hadir saat itu berhubung harus full mengASIhi bayi yang terkena diare begitu tiba di Malang setelah perjalan hamper 10 jam dari Medan. Anis dikasi surat rekomendasi cuti satu hari dari dokter dan surat ini esok harinya diserahkan ke pihak UM untuk dokumentasi. Usahakan setiap tidak hadir siapkan surat izin untuk tidak menghadiri kegiatan tersebut ya. 

Penampakan si bayiik sama emaknya pas lagi liburan ke Batu

Tanggal 28 Agustus 2019 adalah Pre Test untuk mengetahui titik permulaan kita dan setelahnya akan ada progress test hingga 3 kali serta real test IELTS untuk melihat perkembangan kita selama tiga bulan belajar.

Tanggal 29 Agustus 2019 adalah orientasi program dan dinamika kelompok. Disana ada pengarahan dari ketua jurusan, pengenalan dosen pengajar, penjelasan teknis jadwal dan sebagainya.

Tanggal 30 Agustus 2019 adalah pertama kali mulai kelas persiapan tes IELTS. 

Kelas dilaksanakan dari Senin s/d Jum’at pukul 7 s/d 15.00. 3 sesi di pagi hari hingga menjelang zuhur dan satu sesi setelah zuhur. Adapun materi yang diberikan adalah Speaking, Listening, Writing, Reading, Grammar dan Academic Social (ASO). Progress test dilaksanakan tiga kali dan satu hari sebelum tes peserta diliburkan. Ada dua kali clinic sebelum real test IELTS untuk meningkatkan kemampuan speaking dan writing kita, dilaksanakan di hari Sabtu. Kelas Clinic ini sifatnya face to face dengan dosen yang ditugaskan menjadi fasilitator. 

Kelas mandiri inisiatif peserta di hari Sabtu | Alun - alun Malang


Living Allowance 
Adapun biaya yang ditanggung DIKTI adalah biaya hidup selama tiga bulan, biaya transportasi PP serta perjalanan darat kota asal dan kunjungan. Selain itu biaya test IELTS juga dibiayai sebanyak dua kali selama program berlangsung. 

Adapun besarannya hingga tahun 2019 kemarin berjumlah 2.500.000 Rupiah dan biaya transportasi tergantung harga tiket masing – masing peserta. Pencairan biaya hidup dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di awal bulan Oktober untuk satu bulan biaya hidup dan pertengahan November untuk dua bulan biaya hidup. Biaya transportasi diberikan di akhir program ketika closing ceremony oleh pihak DIKTI. 

Jadi siapkan tabungan untuk menalangi biaya hidup sebelum biaya hidup diberikan ya, bagi yang berminat.

Semoga yang baca dapat kesempatan ikut program ini | Salam dari Kelas B yang sedang menlanjutkan ikhtiar studi lanjut keluar negeri

Comments